Metortekini.com - Masyarakat desa Terbangiang, Kecamatan Bandar Petalangan, mendesak PT Arara Abadi (AA) merealisasikan tanaman kehidupan. Pasalnya, hingga saat saat ini tanaman kebidupan untuk masyarakat tak jelas keberadaannya.
Desakan tersebut disampaikan Kepala Desa Terbangiang, Yohanis, Selasa (7/1/2020). "Kita meminta pihak perusahaan agar merealisasikan tanaman kehidupan, sampai sekarang tidak jelas ujung pangkalnya," terangnya.
Sejauh ini, kata Yohanis yang juga merupakan ketua APDESI Kecamatan Bandar Petalangan, sudah hampir 20 tahun pihak perusahaan menjalankan bisnis kerjasama perkebunan HTI dengan masyarakat desa, namun sejauh itu pula belum ada terealiasasi tanaman kehidupan ini.
"Kini kami tagih apa yang menjadi hak kami terhadap perusahaan ini," tegasnya.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, jatah tanaman kehidupan untuk masyarakat desa Terbangiang kata dia berjumlah tujuh ratusan hektar. "Angka pasti saya tak ingat, diperkirakan sekitar tujuh ratusan hektaran lah," tukasnya.
Mantan aktivis kabupaten Pelalawan ini mempertanyakan duduk persoalan kenapa tanaman kehidupan ini belum direalisasikan. "Kita pertanyakan, dimana nyangkutnya, kok sampai sekarang belum ada tanda-tanda bakal direaliasasikan?" tambahnya.
Di tempat terpisah Humas PT Arara Abadi Herwansyah menyebutkan, usulan tanaman kehidupan untuk desa Terbangiang Kecamatan Bandar Petalangan ini ada dua sekema. Skema pertama adalah sebanyak 216 hektar berupa kebun, kemudian skema kedua berupa tanaman pokok sebanyak 544 hektar.
Pola dan skema tersebut, kata Herwansyah, sudah ada pembicaraan beberapa waktu lalu. "Persoalan ini sudah duduk dan ada pembicaraan. Tidak itu saja, bahkan juga sudah ada skema-skema serta pola tanaman kehidupan. Barangkali kadesnya sekarang baru ya. Kalau memang perlu kita bicarakan lagi dengan kades yang baru, ya kita bicarakan," terangnya.
Ia membeberkan, tanaman kehidupan di desa Terbangiang tersebut seluas 760 hektar terdiri dari dua skema. Pada tahun 2014 sudah direalisasikan 143 hektar berupa kebun-kebun masyarakat.
"Tahun 2014 sudah kita realiasasikan sebanyak 143 hektar, dengan pola kebun-kebun masyarakat," tegasnya. [***]